Tuesday, August 8, 2017

Kemarahan Amerika Klimaxz





Washington - Presiden Amerika Serikat Donald Trump melontarkan peringatan keras kepada Korea Utara (Korut). Diingatkan Trump, Korut akan menghadapi serangan militer yang menghancurkan jika terus mengancam AS.

"Korut sebaiknya tidak lagi membuat ancaman-ancaman' untuk Amerika Serikat," kata Trump seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (9/8/2017). "Mereka akan disambut dengan api, kemarahan dan jujur saja, kekuatan yang belum pernah terlihat di dunia ini sebelumnya," tegas Trump.

Kepada para wartawan, Trump mengatakan bahwa pemimpin Korut Kim Jong-Un "telah sangat mengancam, melebihi sebuah negara yang normal."

"Seperti yang saya katakan, mereka akan disambut dengan api dan kemarahan dan sejujurnya, kekuatan," cetusnya.

Komentar Trump ini disampaikan sehari setelah Korut yang bereaksi terhadap sanksi terbaru PBB terhadap program senjata nuklirnya, melontarkan ancaman terhadap Washington.

"AS akan membayar mahal untuk semua kejahatan keji yang dilakukan terhadap negara dan warga di negara ini (Korut)," tegas pemerintah Korea Utara seperti dilaporkan kantor berita resmi Korut, Korean Central News Agency (KCNA).

Komentar Trump tersebut menandai memuncaknya retorika dari pemerintah AS. Selama ini komentar pejabat-pejabat pemerintah AS umumnya hanya fokus ke solusi non-militer.
Komentar Trump tersebut dikecam oleh anggota Kongres Eliot Engel dari Partai Demokrat. Dicetuskannya, komentar Trump tersebut terdengar gila.

"Jangan salah, Korea Utara adalah ancaman nyata, namun reaksi tak terkendali presiden menunjukkan dia mungkin mempertimbangkan penggunaan senjata nuklir Amerika sebagai respons atas komentar buruk dari orang zalim Korut," kata Engel.

Juru bicara Departemen Pertahanan AS Letkol Chris Logan menegaskan, pemerintah AS mengupayakan denuklirisasi damai di Semenanjung Korea. Namun dia mengisyaratkan, 
aksi militer tak pernah dikesampingkan.

"Kita tetap siap untuk membela diri dan sekutu-sekutu kita dan untuk menggunakan semua kemampuan yang kita punya dalam menghadapi ancaman yang meningkat dari Korea Utara," tegas Logan.

No comments:

Post a Comment